loading...

Friday, November 27, 2015

Syair Perasaan Sedih dan Rindu

Syair Perasaan Sedih dan Rindu - Perbendaharaan alam semesta yang maha luas ini seperti halnya debu yang mudah diterbangkan oleh semilir angin. Apalagi perasaan manusia, begitu pun Qays. Ketika cobaan dan rintangan terus menerpa, ketika Layla semakin dijauhkan dari kemungkinan bertemu dengan Qays, bahkan mendekat dan mencium dinding rumahnya pun sudah tidak mungkin. Sekarang Qays diombang ambingkan oleh gelombang kerinduan dan terseret semakin jauh dalam pusaran cinta.

Qays pun terus berjalan dan bahkan berlari meninggalkan rumah hingga sampai di sebuah lembah yang disebut Wadiyain (dua lembah). Diceritakan bahwa di antara dua lembah tersebut terdapat sebuah gua yang gelap dan lembab. Meski binatang-binatang buas mengaum melihat kehadiran Qays, namun anehnya mereka tidak bergerak untuk menerkam Qays. Qays duduk termenung, jiwanya dihalau oleh perasaan sedih dan rindu. Qays pun mulai bersyair:

Perasaan Sedih dan Rindu

(Syair Qays Saat Berada di Gua yang Gelap dan Lembab Sendirian di Sebuah Lembah yang Disebut Wadiyain)

Aku menuruni lembah wadiyain yang indah
Sebagai seorang tamu dari penghuninya

Aku akan tetap berada di lembah Wadiyain
Menghirup udaranya yang segar dan airnya yang jernih
Aku tidak akan kembali
Kecuali jika di atas ada yang menanti

Di sini aku tidak seorang diri
Binatang-binatang liar dan buas menjadi sahabatku
Aku tidak akan ragu

Mengapa aku harus ragu ?
Bila kasih Layla hanya tertuju padaku
Sahabat karib dan kekasihnya
Mengapa aku harus ragu ?
Jika jiwaku senantiasa mengharapkan Layla

Sungguh,,, angin telah datang
Membawa pesan Layla
Ia berjanji, meski tidak pernah bersua di dunia
Akan tetap menungguku di pintu surga

Sungguh dunia yang indah akan bermuram durja
Bila engkau tidak pernah berkunjung ke rumah seorang kekasih
Dan tiada seorang pun yang dapat menghibur hatimu

Demikianlah syair Qays ketika berada di Wadiyain. Mendengar syair Qays, alampun ikut bersedih, matahari yang biasanya bersinar terik membakar kini terbalut awan kelam. Angin pun berhembus sejuk laksana membisikkan kata-kata pelipur lara pada Qays. Batu-batuan terjal pun tidak lagi tajam dan melukai, justru menjadi lembut bagaikan permadani yang menemani Qays. Inilah visualisasi dari jiwa yang telah menyatu dengan cinta, guru cinta kita semua, Qays dan Layla. Semoga menginspirasi.
Advertisement

Thank you for commenting.
EmoticonEmoticon